“Pelatihan Kader Pembauran Budaya di Yogyakarta: Mewujudkan Generasi Muda yang Menjunjung Tinggi Keberagaman dan Toleransi”

Pendahuluan

Pada 5 hingga 7 November 2024, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol DIY) menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Kader Pembauran Budaya dengan tema “Mewujudkan Generasi Muda yang Menjunjung Tinggi Keberagaman, Toleran, dan Berbudaya.” Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta dan bertujuan untuk membaurkan generasi muda yang memiliki beragam latar belakang budaya, agama, dan suku. Universitas Islam Mulia Yogyakarta mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini dengan mengirimkan dua perwakilan mahasiswa, yaitu Nurrida Aishya Shafa Mulya dan Syahru Rizky Nasution.

Tujuan Kegiatan

Pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta yang berasal dari berbagai wilayah di Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi dan mempererat jalinan antara mahasiswa yang memiliki keberagaman budaya, termasuk suku, ras, agama, dan bahasa. Dalam acara ini, peserta diharapkan dapat belajar tentang pentingnya keberagaman dan cara menjaga keharmonisan dalam masyarakat multikultural.

Rangkaian Kegiatan

Pelatihan dibuka pada hari pertama, Selasa, 5 November 2024, bertempat di Kantor Badan Kesbangpol DIY. Dalam sesi pembukaan, Bapak Ir. Yunowo Sri Suwoto, dosen sekaligus abdi dalem Kesultanan Yogyakarta, memberikan materi mengenai sejarah, tata nilai, dan filosofi Yogyakarta. Salah satu filosofi yang disampaikan adalah “Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan,” yang artinya meskipun bukan saudara atau kerabat, kita tetap merasa kehilangan jika ada yang meninggal. Filosofi ini menjadi acuan bagi peserta untuk menjaga kebersamaan dan saling peduli selama kegiatan.

Setelah pembukaan, peserta menuju Desa Segajih, Hargotirto, Kec. Kokap, Kab. Kulon Progo untuk melanjutkan rangkaian kegiatan utama selama tiga hari dua malam. Beberapa sesi menarik antara lain:

  1. Hari Pertama:
    Sesi yang paling berkesan adalah pemakaian baju adat bagi generasi Z di zaman sekarang. Selain melestarikan budaya, sesi ini diwarnai dengan bernyanyi lagu-lagu daerah yang menyenangkan di tengah suasana sore di dataran tinggi.

  2. Hari Kedua:
    Peserta mengeksplorasi UMKM setempat yang menawarkan produk batik, gula jawa, nasi tiplek, dan angklung. Interaksi antar peserta semakin erat dengan adanya diskusi dan pertukaran pikiran seputar pengembangan UMKM dan pelestarian budaya lokal.

  3. Hari Ketiga:
    Pada hari terakhir, peserta menjelajahi dataran tinggi dan turut memeriahkan Festival Masakan Nusantara yang memperkenalkan kekayaan kuliner tradisional Indonesia.

Pengalaman Berharga

Bagi peserta, mengikuti kegiatan ini adalah pengalaman yang sangat berharga. Menurut Nurrida Aishya Shafa Mulya, salah satu perwakilan mahasiswa dari Universitas Islam Mulia Yogyakarta, kegiatan ini memberikan pelajaran yang mendalam tentang pentingnya menjaga keberagaman dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. “Terima kasih kepada semua pihak yang memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar dan berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai daerah,” ungkap Nurrida.

Kesimpulan

Pelatihan Kader Pembauran Budaya yang diselenggarakan di Yogyakarta merupakan upaya yang sangat positif untuk mempererat hubungan antar mahasiswa dari berbagai latar belakang. Dengan kegiatan ini, diharapkan generasi muda dapat lebih menghargai perbedaan dan bersama-sama menjaga keharmonisan dalam keberagaman. Universitas Islam Mulia Yogyakarta bangga dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang mendukung pengembangan generasi muda yang lebih toleran dan berbudaya.

Kontributor : Nurrida Shafa

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top